Gantilah Garam Dapur Dengan Garam Meja Untuk Mencegah Obesitas

Foto ; Getty Images

CARA MENCEGAH OBESITAS - Kelebihan konsumsi gula dan garam serta lemak adalah salah satu faktor resiko obesitas. Para pakar mengungkap khusus garam, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti garam dapur dengan garam meja.


Prof. Dr. Hardinsyah, MS, ketua umum PERGIZI Pangan Indonesia konsumsi garam sangat penting bagi tubuh kita. Tapi jika dikonsumsi secara berlebihan tubuh kita jadi menyimpan air dalam jumlah banyak khususnya di sekitar perut.

" Kebanyakan dari kita kan di dapur sudah dikasih garam makanannya. Tapi dimeja makan ditambah lagi karena dirasa kurang asin atau kurang gurih. Padahal melakukan ini bisa membuat jumlah konsumsi garam berlebih." kata Prof. Dr Hardin,dalam sesi kelas jurnalisme AJI dan Danone di Gedung Cyber 2, Jl. HR. Rasuna Said Kunningan, Jakarta.

Beliau menyarankan untuk menghilangkan keberadaan garam di dapur, sebaiknya garam ditaruh di meja makan dan jumlah konsumsinya disesuaikan dengan selera masing- masing orang.

"Kalau merasa kurang gurih, gurih tidak selalu harus dengan garam. Bisa gunakan potongan tomat atau jamur,yang mengandung banyak asam glutamat saat memasak" katanya lagi.

Hal yang sama bisa juga dilakukan jika kita makan di restoran. Pesanlah makanan dengan tanpa menggunakan garam dan mintalah garam agar disediakan di meja, sehingga kita sendiri yang mengatur jumlah dan porsi garam.

Beberapa waktu yang lalu dokter spsesialis penyakit dalam dari RS Siloam Semanggi dr Tunggul D Situmorang SpPD-KGH juga berpendapat sama. Menurut beliau kekurangan asupan garam bisa membuat seseorang menjadi lemas bahkan kehilangan kesadaran.

Lalu bagaimanakah patokan mengkonsumsi garam yang aman? Jawabannya adalah dengan tidak buru-buru menambahkan garam sebelum mencicipi makanan.

"Pokoknya cicip dulu makanan, kalau sudah terasa asin itu berarti sudah berlebihan garamnya. Tidak perlu ditambah lagi. Makan secukupnya saja. Sekarang kan restoran banyak yang menyediakan garam di meja, orang malah jadi terbiasa menambah garam seenaknya." jelas dr Tunggul.